JAV Terbaru [SONE-851] Mei Washio Gagal Penuhi Kuota, Terpaksa ‘Bekerja’ Telanjang Demi Kantor?
Sinopsis Film SONE-851: Pengorbanan Berani Mei Washio Demi Target Kantor
Hidup sebagai wanita karir di dunia sales itu nggak mudah. Tekanannya tuh luar biasa. Setiap bulan, selalu aja ada target yang musti dikejar, kuota yang musti dipenuhi. Buat Mei Washio, seorang saleswoman di sebuah perusahaan yang cukup kompetitif, bulan ini adalah bulan yang paling berat. Sudah berbagai cara dia coba, dari datangi klien satu per satu, telepon marketing sampe suara serak, sampai ikut pameran bisnis, tapi hasilnya tetap nggak memuaskan. Tinggal hitungan hari lagi sebelum penutupan laporan bulanan, dan angka penjualannya masih jauh dari yang diharapkan.
Mei bukanlah orang yang mudah menyerah. Dia pekerja keras dan punya semangat juang yang tinggi. Tapi, keadaan kadang nggak selalu berpihak. Ekonomi lagi sulit, kompetitor pada agresif, dan klien pada hati-hati banget dalam keluarin duit. Setiap pulang kerja, dia selalu membawa serta beban stres yang berat. Rasanya seperti membawa gunung di pundak. Dia tahu, kalau dia gagal memenuhi kuota ini, bukan cuma reputasinya yang tercoreng, tapi juga bonus bulanan yang sangat dia andalkan untuk bayar berbagai tagihan.
Suatu hari, dalam sebuah pertemuan evaluasi yang penuh tekanan, manajernya memberikan sebuah “solusi” yang sama sekali nggak pernah terbayangkan oleh Mei. Sang manager bilang, bahwa perusahaan butuh kontribusi lebih dari setiap karyawannya, dan dalam kondisi darurat seperti ini, semua cara harus dipertimbangkan. Lalu, dengan nada yang agak mendua, dia menawarkan “opsi khusus” kepada Mei. Intinya, Mei diminta untuk “menghibur” dan “melayani” beberapa klien penting dan partner bisnis perusahaan selama seminggu ke depan sebagai bentuk komitmennya. Dan “melayani” di sini artinya… dengan tubuhnya.
Mei tentu saja shock dan merasa terhina. Dia nggak nyangka bahwa perusahaan akan mengajukan tawaran sekotor itu. Dia langsung menolak dengan tegas. Tapi, sang manager nggak langsung memaksa. Dia malah menyodorkan kenyataan pahit: kalau Mei nggak mau, dia bisa saja kehilangan pekerjaannya, dan akan ada saja orang lain yang mungkin bersedia melakukan itu untuk posisinya. Di sisi lain, kalau Mei bersedia, bukan hanya kuotanya yang akan dianggap terpenuhi, tapi dia juga akan dapat bonus yang sangat besar.
Mei pun terjebak dalam situasi yang sangat sulit. Di satu sisi, harga diri dan prinsipnya berteriak untuk menolak. Tapi di sisi lain, kebutuhan hidup dan tekanan finansial yang sedang menghimpitnya membuatnya berpikir dua kali. Setelah malam yang panjang penuh pertimbangan dan air mata, dengan berat hati, Mei akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran itu. Bukan karena dia ingin, tapi karena dia merasa nggak punya pilihan lain.
Maka, dimulailah “pekerjaan barunya” selama seminggu itu. Hari pertama adalah yang tersulit. Dengan perasaan campur aduk malu, takut, dan nggak nyaman, Mei harus berhadapan dengan klien pertama. Ruang meeting yang biasanya dia isi dengan presentasi produk, sekarang berubah menjadi tempat dimana dia harus menampilkan tubuhnya dan memenuhi permintaan-permintaan yang aneh-aneh. Awalnya, dia canggung dan kaku. Tapi, lambat laun, demi bisa melewati ini semua, dia mencoba untuk memisahkan pikiran dan perasaannya. Dia anggap ini seperti sebuah peran dalam drama, sebuah tugas yang musti diselesaikan.
Yang membuatnya semakin kompleks, beberapa klien yang dia “layani” ternyata adalah orang-orang yang selama ini dia kenal secara profesional. Ada yang bahkan dulu sempat dia tolak mentah-mentah karena cara negosiasinya yang nggak etis. Sekarang, dalam keadaan seperti ini, mereka justru melihat Mei dalam posisi yang sangat lemah. Reaksi mereka pun beragam; ada yang memanfaatkannya dengan semena-mena, ada juga yang justru bersimpati dan memperlakukannya dengan lebih baik.
Seiring berjalannya hari, Mei mulai menemukan “ritme”nya. Dia belajar bagaimana membaca keinginan klien, bagaimana membuat mereka senang, dan bagaimana menyelesaikan “tugas”nya dengan cepat dan efisien. Tapi, di balik itu, ada perasaan hampa yang semakin dalam. Setiap pulang ke rumah, dia selalu mandi berjam-jam, seolah ingin menghilangkan segala rasa dan kenangan kotor yang menempel di tubuhnya. Dia sering terbangun di malam hari, diliputi oleh mimpi buruk dan rasa bersalah.
Akhirnya, setelah seminggu penuh dengan pengalaman yang melelahkan secara fisik dan mental, periode “tugas khusus” itu berakhir. Mei kembali ke rutinitas kantornya yang normal. Kuota bulanannya dinyatakan terpenuhi, dan bonus besarnya pun masuk ke rekeningnya. Tapi, apakah semua ini sepadan? Dia berhasil menyelamatkan pekerjaannya dan mendapatkan uang, tapi dia kehilangan sebagian harga diri dan kepolosan dirinya.
Film SONE-851 yang dibintangi Mei Washio ini menggambarkan dengan sangat realistis tentang betapa kerasnya dunia kerja dan sampai sejauh mana seseorang bisa terdesak untuk melakukan sesuatu yang melawan prinsipnya. Mei Washio berhasil membawakan emosi yang dalam, dari seorang wanita yang percaya diri menjadi seseorang yang terpaksa menyerahkan tubuhnya demi sebuah target. Film ini adalah sebuah drama yang menyentuh tentang pengorbanan, tekanan, dan pilihan-pilihan sulit dalam hidup. Cocok buat kamu yang suka cerita dengan konflik yang berat dan akting yang memukau.
Link Nonton dan Download JAV Terbaru [SONE-851] Mei Washio
Okey segitu dulu buat pembahasan dan review Film jepang ini. Kalau kalian suka sama konten semacam ini, jangan lupa buat follow dan share blog ini ke teman - teman kalian agar kalian ngga n94c3n9 sendiri. Komen juga kalau kalian mau diskusi atau mau request film lainnya. Sampai jumpa di konten selanjutnyaa..
0 Komentar